Nasihat dari Seorang Awam Muslim Iraq untuk Kaum Muslimin, Kita Sudah Beramal Apa?


Dalam perjalanan menyusuri sepanjang sungai Furat di pagi yang sejuk hari ini, kami berbincang-bincang bersama seorang awam muslim Iraq. Ia dengan senang hati memberikan tumpangan mobilnya pada kami. Sebenarnya ini bukan obrolan ringan. Apalagi al Akh muslim awam ini bicara dengan bahasa Arab ‘slank’ ala Iraq yang kental, jadi susah dipahami dan bikin pening kepala. Musykilah cbir (slank Iraqi dari kata “Kabir (besar)”). Tak mengapalah, yang terpenting adalah inti pembicaraannya yang penuh makna dan sarat akan nasihat bagi seluruh kaum muslimin.

Tentu saja, perbincangan ini tak jauh dari isu atau perkembangan terkini Daulah Islamiyyah. Diantaranya adalah ujian yang tengah dihadapi berupa kehilangan satu per satu kota ke genggaman musuh, seperti Ramadi dan Hiit. Keduanya adalah kota besar di bagian barat wilayah al Anbar. Atau seperti Fallujah hari ini, yang terkepung dari semua arah mata angin. Kuffar mencoba merampasnya dengan sekuat tenaga.

“Banyak orang di luar Daulah Islamiyyah sana sibuk membicarakan hal ini. Daulah mulai kehilangan wilayah ini-lah atau itu-lah, lalu mulai meragukannya sebagai Khilafah. Mereka menjadikan fenomena ini untuk memengaruhi manusia agar meragukan Daulah.. Mereka ribut seakan lebih tahu, padahal kami di sini yang melihat kejadian setiap hari dengan mata kepala sendiri tenang-tenang saja, tidak ‘lebay’ mempermasalahkannya,” katanya.

“Di ruang lingkup organisasi kecil seperti keluarga saja pasti selalu ada masalah, apalagi selevel Daulah, pasti ada masalah, rintangan, dan ujian. Kenapa kita bingung dan lemah seakan tak pernah menghadapi masalah hidup?”

Lagi-lagi dia pun tertawa lepas. Ya, ia menertawakan mereka yang bingung ketika menyaksikan berbagai permasalahan yang sedang menerpa Daulah.

...Di ruang lingkup organisasi kecil seperti keluarga saja pasti selalu ada masalah, apalagi selevel Daulah, pasti ada masalah, rintangan, dan ujian. Kenapa kita bingung dan lemah seakan tak pernah menghadapi masalah hidup?...

“Akhi...” katanya, sambil mengecilkan suara radio mobil yang memperdengarkan tayangan program Radio al Bayan.

“Ada Allah. Kenapa kita risau? Yang penting itu amal. Kita sudah beramal apa untuk Dien ini? Selebihnya serahkan pada Allah. Terserah Dia ‘azza wa jalla kapan mau memenangkan kita di atas musuh-musuhNya. Dan kalau saat ini Allah sedang memberikan kita kekalahan, ya terserah Dia. Selalu ada hikmahnya kok. Betul kan?” Dia pun tersenyum.

“Daulah Islamiyyah bi’idznillah akan tetap tegak. Kami saksikan sendiri dengan mata kepala kami, Daulah tidak pernah habis selama puluhan tahun. Dulu mereka mundur hingga ke gurun-gurun, tanpa sejengkal wilayah pun di kota-kota Iraq. Dan sekarang lihat, kenapa kita musti risau?”

“Yang sepatutnya kita risaukan, kita sudah beramal apa? Apa yang sudah kita lakukan untuk menolong Islam dan ummatnya?”

Masyaa Allah, inilah untaian kata-kata indah dari seorang awam muslim, warga biasa di Daulah Islamiyyah. Penuh keteguhan, kemantapan dalam iman. Lantas, bagaimana dengan antum wahai para Aktivis Islam? Atau antum para Mujahid? Masa iya sih kalah sama dia?

Obrolan ini pun mengakhiri perjalanan kami berkunjung ke rumah sejumlah Ikhwah di bumi Iraq pekan ini, untuk kembali ‘berpetualang’ di bumi jihad Syam. Baru beberapa saat selepas menjejakkan kaki kami di atasnya, berita pertama kali yang kami dengar adalah, “Daulah Islamiyyah menguasai kembali lebih dari separuh kota Hiit, dan mundurnya pasukan Rowafidh Shofawiyyin dari sejumlah front di Fallujah.” Allahu Akbar!

(Asy Syarqiyye, Bumi Khilafah ‘Alaa Minhajin Nubuwwah 22 Sya’ban 1437 H)

Judul asli: Obrolan Kecil Penuh Makna Bersama Seorang Awam Muslim Iraq di Tengah Perjalanan Menuju Syam
fb Wira Rahman
Ilustrasi: Google

Editor: RF


bantu share..