JAKARTA-Sekretaris Kabinet
Pramono Anung membenarkan kabar bahwa ada utusan khusus Presiden RI Joko Widodo
dalam acara kampanye bakal calon Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang
juga dihadiri Ketua DPR Setya Novanto, di New York, AS, pekan lalu.
Meski begitu, Pramono membantah kehadiran Edy Pratomo, seorang utusan khusus bidang kemaritiman di Kantor Presiden, dalam rombongan Setya Novanto yang berkunjung ke kantor konglomerat Amerika pemilik jejaring Trump Hotel itu, resmi mewakili kantor Presiden.
Meski begitu, Pramono membantah kehadiran Edy Pratomo, seorang utusan khusus bidang kemaritiman di Kantor Presiden, dalam rombongan Setya Novanto yang berkunjung ke kantor konglomerat Amerika pemilik jejaring Trump Hotel itu, resmi mewakili kantor Presiden.
"Jadi, Edy Pratomo hadir sebagai pribadi, bukan utusan
khusus,” kata Pramono di Kompleks Istana, Senin, 7 September 2015.
Pramono mengakui bahwa Edy sempat mengajukan anggaran pada Sekretariat Kabinet untuk mengadakan kunjungan ke Amerika Serikat. Tapi, kata Pramono, pengajuan anggaran tersebut ditolak. “Saya pada waktu itu belum menyetujui sehingga pasti saat berangkat tidak pakai anggaran negara. Pakai anggaran siapa, saya tidak tahu,” kata Pramono.
Senada dengan Pramono, Kepala Kantor Staf Presiden Teten Masduki menegaskan bahwa kampanye Donald Trump bukan merupakan acara resmi kenegaraan sehingga Indonesia tidak memiliki keperluan untuk mengirim utusan khusus. “Kalau yang bersangkutan ke sana ya pribadi. Itu bukan dibiayai oleh pemerintah,” kata Teten.
Kunjungan pimpinan DPR ke Amerika Serikat adalah untuk menghadiri Forum Ketua Parlemen Sedunia yang diadakan International Parliamentary Union pada 31 Agustus hingga 2 September 2015. Namun waktu kunjungan ini diperpanjang karena rombongan juga akan melakukan beberapa agenda tambahan. Sejumlah pimpinan DPR yang hadir antara lain Ketua DPR Setya Novanto, Wakil Ketua DPR Fadli Zon, serta anggota DPR Tantowi Yahya.(bit)
Pramono mengakui bahwa Edy sempat mengajukan anggaran pada Sekretariat Kabinet untuk mengadakan kunjungan ke Amerika Serikat. Tapi, kata Pramono, pengajuan anggaran tersebut ditolak. “Saya pada waktu itu belum menyetujui sehingga pasti saat berangkat tidak pakai anggaran negara. Pakai anggaran siapa, saya tidak tahu,” kata Pramono.
Senada dengan Pramono, Kepala Kantor Staf Presiden Teten Masduki menegaskan bahwa kampanye Donald Trump bukan merupakan acara resmi kenegaraan sehingga Indonesia tidak memiliki keperluan untuk mengirim utusan khusus. “Kalau yang bersangkutan ke sana ya pribadi. Itu bukan dibiayai oleh pemerintah,” kata Teten.
Kunjungan pimpinan DPR ke Amerika Serikat adalah untuk menghadiri Forum Ketua Parlemen Sedunia yang diadakan International Parliamentary Union pada 31 Agustus hingga 2 September 2015. Namun waktu kunjungan ini diperpanjang karena rombongan juga akan melakukan beberapa agenda tambahan. Sejumlah pimpinan DPR yang hadir antara lain Ketua DPR Setya Novanto, Wakil Ketua DPR Fadli Zon, serta anggota DPR Tantowi Yahya.(bit)