Saat umat Islam seluruh dunia berduka dengan kejadian
bencana yang sedang terjadi di Mekkah. Saat para korban Insya Allah sebagai
orang yang syahid dan tersenyum masuk syurga. Karena mereka meninggal pada hari
Jum'at, mereka meninggal terkena reruntuhan dan karena mereka meninggal saat
menunaikan amal yang ma'ruf. Semua ini sudah dinyatakan dalam hadits sebagai
tanda kematian orang-orang yang syahid, dan akan masuk surga.
Tetapi sungguh mencengangkan, sebuah status Jokowers
(pendukung setia Jokowi). Menulis kata makian dan celaan kepada Mekkah yang
dianggap sebagai tanah keramat.
Padahal Mekkah adalah tanah yang disucikan Allah Azzawajallah. Sebagaimana dalam hadits Rasulullah Saw.
"Sesungguhnya kota ini, Allah telah memuliakannya pada hari penciptaan langit dan bumi. Ia adalah kota suci dengan dasar kemuliaan yang Allah tetapkan sampai hari Kiamat" (HR. Buchari, Muslim)
“Sesungguhnya kota ini, Allah telah memuliakannya pada hari penciptaan langit dan bumi. Ia adalah kota suci dengan dasar kemuliaan yang Allah tetapkan sampai hari Kiamat “. (HR Al-Bukhari, no. 3189; Muslim, 9/128, no. 3289)
Dan Al Quran juga menyebutkan.
"Aku hanya diperintahkan untuk menyembah Tuhan negeri ini (Mekkah) Yang telah menjadikannya suci dan kepunyaan-Nya-lah segala sesuatu, dan aku diperintahkan supaya aku termasuk orang-orang yang berserah diri"
Padahal Mekkah adalah tanah yang disucikan Allah Azzawajallah. Sebagaimana dalam hadits Rasulullah Saw.
"Sesungguhnya kota ini, Allah telah memuliakannya pada hari penciptaan langit dan bumi. Ia adalah kota suci dengan dasar kemuliaan yang Allah tetapkan sampai hari Kiamat" (HR. Buchari, Muslim)
“Sesungguhnya kota ini, Allah telah memuliakannya pada hari penciptaan langit dan bumi. Ia adalah kota suci dengan dasar kemuliaan yang Allah tetapkan sampai hari Kiamat “. (HR Al-Bukhari, no. 3189; Muslim, 9/128, no. 3289)
Dan Al Quran juga menyebutkan.
"Aku hanya diperintahkan untuk menyembah Tuhan negeri ini (Mekkah) Yang telah menjadikannya suci dan kepunyaan-Nya-lah segala sesuatu, dan aku diperintahkan supaya aku termasuk orang-orang yang berserah diri"
Sungguh ironis ketika ucapan Jokowers yang menghina dan
mencela Mekkah. Bahkan ia dengan seenaknya berkata bahwa ia hanya berniat pergi
haji di tanah kelahirannya, yaitu Indonesia.
Kita tidak boleh menyalahkan para korban yang telah (Insya Allah) syahid dan telah menjadi (insya Allah) syuhada. Tetapi ketika Jokowers ini menghina Mekkah, maka ia telah menghina umat Islam di seluruh dunia. Dan ia telah menghina ajaran Islam yang hanya berhaji di Mekkah dan Madinah, bukan di Indonesia sebagaimana cara hajinya Jokowers tersebut.
Melihat seperti ini, mestinya Jokowers tahu. Bisa jadi kejadian bencana yang ada di Mekkah, lantaran ulah kedatangan Jokowi sendiri. Kami tidak bermaksud menghubung-hubungkan kedatangan Jokowi dengan bencana di Mekkah. Tetapi jika Jokowers menghina Mekkah, bisa jadi (sekali lagi, bisa jadi) bencana tersebut karena orang musyrik mendatangi Mekkah. Sebagiamana dalam Al Quran orang musyrik dilarang memasuki Masjidil haram.
"Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati Masjidil haram sesudah tahun ini (yaitu tahun penaklukan kota Mekkah)” (At-Taubah :28)
Imam al Qurthubi berkata : "Diharamkan memberikan keleluasaan kepada orang musyrik untuk masuk tanah Haram. Apabila ia datang, hendaknya imam (penguasa) mengajaknya keluar wilayah tanah Haram untuk mendengarkan apa yang ingin ia sampaikan. Seandainya ia masuk dengan sembunyi-sembunyi dan kemudian mati, maka kuburnya harus dibongkar dan tulang-belulangnya dikeluarkan". Ini menjelaskan bahwa, orang-orang musyrik itu adalah para pemimpin yang ingin mengunjungi Mekkah, sebagaimana Presiden Jokowi yang juga seorang pemimpin.
Kita tidak boleh menyalahkan para korban yang telah (Insya Allah) syahid dan telah menjadi (insya Allah) syuhada. Tetapi ketika Jokowers ini menghina Mekkah, maka ia telah menghina umat Islam di seluruh dunia. Dan ia telah menghina ajaran Islam yang hanya berhaji di Mekkah dan Madinah, bukan di Indonesia sebagaimana cara hajinya Jokowers tersebut.
Melihat seperti ini, mestinya Jokowers tahu. Bisa jadi kejadian bencana yang ada di Mekkah, lantaran ulah kedatangan Jokowi sendiri. Kami tidak bermaksud menghubung-hubungkan kedatangan Jokowi dengan bencana di Mekkah. Tetapi jika Jokowers menghina Mekkah, bisa jadi (sekali lagi, bisa jadi) bencana tersebut karena orang musyrik mendatangi Mekkah. Sebagiamana dalam Al Quran orang musyrik dilarang memasuki Masjidil haram.
"Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati Masjidil haram sesudah tahun ini (yaitu tahun penaklukan kota Mekkah)” (At-Taubah :28)
Imam al Qurthubi berkata : "Diharamkan memberikan keleluasaan kepada orang musyrik untuk masuk tanah Haram. Apabila ia datang, hendaknya imam (penguasa) mengajaknya keluar wilayah tanah Haram untuk mendengarkan apa yang ingin ia sampaikan. Seandainya ia masuk dengan sembunyi-sembunyi dan kemudian mati, maka kuburnya harus dibongkar dan tulang-belulangnya dikeluarkan". Ini menjelaskan bahwa, orang-orang musyrik itu adalah para pemimpin yang ingin mengunjungi Mekkah, sebagaimana Presiden Jokowi yang juga seorang pemimpin.
"Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata : "Ya
Rabb-ku, jadikanlah negeri ini (Mekkah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku
beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala". [Ibrahim/14:35]
Yang lebih memilukan adalah ketika Jokowi ingin mendatangi para korban. Kejadian baru saja terjadi, Presiden Jokowi ingin menengok. Ini jelas sekali pencitraan yang kebablasan, karena bisa merepotkan pihak rumah sakit yang sedang fokus merawat korban.
Pencitraan kebablasan Jokowi ini malah terlihat tidak berprikemanusian, lantaran korban masih baru saja dievakuasi. Malah sekedar akan dilihat-lihat saja, dan sekedar asal ditanya-tanya saja. Orang lagi kesakitan dan ada yang meninggal, bisa-bisanya Jokowi mau melakukan pencitraan. Ini sangat jelas kedzalimannya.
Jika pemimpin yang punya pemikiran baik, maka dia tidak akan langsung menjenguk korban. Tetapi ditunggu beberapa hari agar keadaan atau kondisi korban bencana lebih stabil dan baik.
Jika melihat dua parameter antara Jokowi dan Jokowers, ini sama-sama tak mempunyai kedewasaan cara berfikir. Apalagi Jokowers yang otaknya lagi somplak mau berhaji di Indonesia saja.
Jokowers kok banyak diisi orang yang otaknya somplak yah? Karena Allah Azzawajallah memberikan pemimpin sesuai dengan kaumnya. Jika pemimpinnya dzalim, karena pendukungnya berotak somplak.
"Dan begitulah kami jadikan pemimpin sebagian orang-orang yang dzalim bagi sebagian lagi, disebabkan apa-apa yang mereka usahakan”. (QS. Al-An’am: 29)(bit)
Yang lebih memilukan adalah ketika Jokowi ingin mendatangi para korban. Kejadian baru saja terjadi, Presiden Jokowi ingin menengok. Ini jelas sekali pencitraan yang kebablasan, karena bisa merepotkan pihak rumah sakit yang sedang fokus merawat korban.
Pencitraan kebablasan Jokowi ini malah terlihat tidak berprikemanusian, lantaran korban masih baru saja dievakuasi. Malah sekedar akan dilihat-lihat saja, dan sekedar asal ditanya-tanya saja. Orang lagi kesakitan dan ada yang meninggal, bisa-bisanya Jokowi mau melakukan pencitraan. Ini sangat jelas kedzalimannya.
Jika pemimpin yang punya pemikiran baik, maka dia tidak akan langsung menjenguk korban. Tetapi ditunggu beberapa hari agar keadaan atau kondisi korban bencana lebih stabil dan baik.
Jika melihat dua parameter antara Jokowi dan Jokowers, ini sama-sama tak mempunyai kedewasaan cara berfikir. Apalagi Jokowers yang otaknya lagi somplak mau berhaji di Indonesia saja.
Jokowers kok banyak diisi orang yang otaknya somplak yah? Karena Allah Azzawajallah memberikan pemimpin sesuai dengan kaumnya. Jika pemimpinnya dzalim, karena pendukungnya berotak somplak.
"Dan begitulah kami jadikan pemimpin sebagian orang-orang yang dzalim bagi sebagian lagi, disebabkan apa-apa yang mereka usahakan”. (QS. Al-An’am: 29)(bit)