Sekretaris Jenderal (Sekjend) Forum Zakat Nasional (FOZ), M. Sabeth Abilawa mengaku prihatin tiga syarat dari Gereja Injili di Indonesia (GIDI) terhadap umat Islam Papua jika ingin melaksanakan Idul Adha secara Aman.
“Saya merasa prihatin dengan syarat seperti itu. Pasalnya, masih ada tawar menawar terkait dengan pelaksanaan perayaan Idul Adha dimana GIDI meminta 3 persyaratan jika kaum Muslimin Tolikara ingin berlebaran Idul Adha,” kata M Sabeth Abilawa dalam rilisnya kepada hidayatullah.com, Selasa (08/09/2015).
Sabeth mengetahui adanya syarat seperti itu pasca bertemu tokoh Islam Papua, Ustadz Haji Ali Mukhtar Hari Ahad (06/09/2015) lalu.
Menurut Sabeth, kala itu Ali Mukhtar sedang berada di Jakarta, diajak Bupati Tolkara Usman G. Wanimbo untuk bertemu Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam), Luhut Binsar Pandjaitan guna membahas tentang persiapan Idul Adha di Tolikara.
Dari pertemuan itu FOZ menyimpulkan pihak GIDI sedang mendesak umat Islam setempat.
Pertama, kata Sabeth, GIDI minta dibersihkan nama baiknya dari stigma negatif. Sebab, pihak GIDI mengaku sejak meletusnya Tragedi Tolikara, nama GIDI menjadi kurang baik. Kedua, GIDI meminta dua tersangka yang ditangkap oleh Polda Papua segera dibebaskan. Ketiga, GIDI minta kasus ini diselesaikan secara adat, tidak menggunakan hukum positif.
“Jika ketiga hal itu dipenuhi, barulah kaum Muslimin bisa berlebaran. Tapi jika tidak dipenuhi maka, mereka tak bisa memberikan jaminan,” ujar Sabeth mengutip perkataan Ali Mukhtar.
Dalam pertemuan itu, kata Sabeth, hadir tokoh lainnya seperti Ketua Tim Pemulihan Pasca Bencana (TPPB) Tolikara Pdt. Edie Rante Tasak, Pendeta Gereja Injili Di Indonesia (GIDI), Imanuel Ginungga, Komandan Kodim (Dandim) 1702/JWY Letkol (Inf) Muhammad Aidi, Kapolres Tolikara AKBP Musa Korwa, dan sejumlah tokoh lainnya.
#hidayatullah.com