NK – Untuk kedua kali, Presiden Joko Widodo mengundang pegiat media sosial (medsos) ke Istana. Hal itu menjadi bukti bahwa mantan Wali Kota Solo itu butuh pencitraan dan berupaya menutupi “kebohongannya”.
Pernyataan keras itu dilontarkan pengamat politik Muslim
Arbi kepada intelijen (02/02). “Di medsos, Twitter kan bebas, banyak membongkar
berbagai kebohongan Jokowi mulai proyek mangkrak, kasus kereta cepat. Ini yang
membuat Jokowi khawatir, maka diundanglah pegiat sosial agar mereka menjadi buzzer
di Twitter atau beropini di medsos lainnya,” ungkap Muslim Arbi.
Kata Muslim, Jokowi sangat memperhatikan pencitraan,
sehingga butuh pegiat media sosial. “Yang disasar ini kelas menengah ke atas
yang kritis pada Jokowi. Kalau kelas bawah bisa ditipu oleh media yang sudah
menjilat Jokowi,” ungkap Muslim.
#Eramuslim