CARA-CARA YAHUDI DALAM MERUSAK ISLAM

Kebencian kaum Yahudi terhadap umat Islam selalu menjadi perbincangan serius didalam Al-Qur'an. Allah berkali-kali menjelaskan sifat kaum ini yang sungguh tidak rela ketika islam menjadi satu-satunya agama yang benar.

Dari mulai Geiger, kemudian diikuti para orientalis -orientalis Yahudi lain, Joseph Horovitz, Gunther luling dll, dari kesemuanya pesan yang ingin disampaikan para orientalis Yahudi ini adalah menuding bahwa Qur'an bukanlah sebuah kitab yang suci.

Adalah Hebrew university berdiri kokoh dengan rerimbunan pohon mengelilinginya, universitas tertua di Israel itu didirikan diatas tanah milik bangsa Palestine yang terang-terangan dirampas israel. Lahirlah disini berjibun aktor pendukung zionisme israel. Kurikulum pun dirancang sedemikian rupa demi menelurkan sederetan orientalis yang angkuh. Ada yang merusak, ada pula yang merombak. SASARAN NYA ADALAH TATANAN DUNIA ISLAM, DARI ILMU HINGGA BUDAYA !

Salah satu nama yang jarang dikenal atas keberhasilan Hebrew DALAM MERUSAK ISLAM adalah Joseph Harovits. Judah magnes, orientalis yahudi keturunan Jerman yg merintis lahirnya Islamic Studies di Hebrew Ini melihat bakat intelektualitas Horovits yang mampu menggabungkan studi islam dan studi Yahudi secara teologis.

Dan Horovitzlah yang menyarankan agar pimpinan institut sebaiknya dipimpin oleh Sarjana Yahudi dari Amerika atau Eropa, dan beberapa pelajaran yg dikaji diantaranya tafsir, hadits, dan sejarah Islam. Maka pada tanggal 12/2 /1926 berlangsung pertemuan guru-guru Yahudi. Salah satu proyek ambisius Harovis adalah menerbitkan Anshab Al-Ashraf of Baladhuri; sebuah proyek yang disebut Horovits sebagai satu metode memahami Al-Qur'an. Tapi hingga kini, proyek prestisius ini tak kunjung usai, Dari 10 jilid yang direncanakan, baru rampung dua jilid saja.

Salah satu murid Horovitz, yakni Goiten mengajar ilmu-ilmu bibel yang kelak kemudian menjadi salah satu orientalis Yahudi yang sangat proaktif mengeluarkan karya-karya yang sengit menyerang Islam. Hebrew University memang dirancang untuk membahas Islam dalam dua tema besar, pertama, kekayaan peradaban islam, terutama pada jaman pertengahan, dan kedua penyelami bahasa-bahasa Arab klasik yang nantinya digunakan sebagai senjata untuk menyerang sumber-sumber Islam, seperti Al-Qur'an dan ajaran didalam nya. SEMUA INI HARUS MEREKA PELAJARI DENGAN TUJUAN MENAKLUKAN DUNIA ISLAM demi kejayaan "israel" raya.

Sasaran berikutnya, ambisi mereka tak lepas dari mendominasi untuk memperkokoh imperialisme Barat atas negara-negara islam, dan memperkuat semangat perang salib dengan mengatasnamakan kajian ilmiah dan kemanusiaan. Nyanyian lazim para pelantum zionisme dengan cita-cita membangun dunia tanpa agama, dan hanya menyisakan Yahudi sebagai nilai yang pantas dianut, sebagaimana termaktub dalam protocol of zion pasal 14.

Sejarah telah menjadi saksi, ketika pusat-pusat kajian islam ( berkedok sebagai pusat kajian islam, pengetahuan& kebudayaan, red ) yang kemudian lebih dikukuhkan lagi setelah PD I, didirikan dan dimotori oleh Inggris, Perancis dan Amerika; sebagai hasil buah pikir dari seorang Yahudi Horivitz, yang menancapkan gagasan pusat kajian islam harus dipimpin oleh orang Yahudi dari Amerika atau Eropa. Dan  usaha mereka berhasil dengan gemilang, dengan runtuhnya kekhilafahan islam yang terakhir.

Dan mereka tersenyum atas kemenangan itu dan berkata " Perang salib telah berakhir ". Namun mereka tak puas sampai disana, mereka ingin islam benar-benar hancur dan tinggal sebuah nama. Mereka berkehendak menggantikan hukum islam dengan hukum mereka, menjauhkan kaum muslimin dari ajarannya, dan dimasukan paham-paham mereka melalui sekolah-sekolah dan berbagai lembaga dan institusi yang bertujuan agar kaum muslimin menjadi murtad dan kafir. Dan sampai kini hal itu terus berlangsung.# Aussi Monamour