Laporan PBB: Kekuasan Islamic State (IS) di Libya Semakin Meluas
March 14, 2016
LONDON – Pakar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengurusi dan pemerhati sanksi atas Libya menyatakan bahwa Daulah Islam/Islamic State (IS) memperluas kekuasaannya atas sejumlah wilayah di Libya. IS juga menyatakan sebagai pertahanan utama bagi negara di kawasan Afrika Utara itu untuk melawan intervensi militer asing, seperti Amerika, Perancis dan Inggris.
Dalam laporan tahunan mereka kepada Dewan Keamanan PBB yang dirilis pada Rabu (10/3/2016), disebutkan bahwa Libya juga menjadi negara yang lebih menarik para Mujahidin asing untuk bergabung dengan Islamic State (IS), terutama yang tiba melalui Sudan, Tunisia dan Turki.
Para pakar PBB juga menyatakan bahwa mereka telah menerima informasi tentang keberadaan sejumlah militer asing di Libya yang mendukung upaya untuk memerangi Islamic State (IS). Namun mereka tidak memberikan rincian karena masih menginvestigasi informasi ini.
“Munculnya IS di Libya kemungkinan akan meningkatkan tingkat gangguan internasional dan regional, yang bisa memprovokasi polarisasi (kekuasaan) lebih lanjut, jika tidak terkoordinasi,” kata para pakar PBB yang mengawasi sanksi terhadap Libya.
“Untuk mengantisipasinya, IS telah menyebarkan narasi (narration – ed.) propaganda, menggambarkan dirinya sebagai benteng yang paling penting melawan intervensi asing,” kata para pakar PBB.
Mujahidin Islamic State (IS) telah memanfaatkan kekosongan politik dan keamanan di Libya menyusul aksi pemberontakan pada tahun 2011 yang menggulingkan pemimpin negara itu, Muammar Gaddafi.
Jumlah Mujahidin Islamic State (IS) di Libya diperkirakan mencapai 6,000 orang. Jumlah ini merupakan peningkatan signifikan dari laporan pakar PBB pada akhir tahun lalu yang menyebutkan bahwa IS memiliki 2,000 hingga 3,000 Mujahidin. Laporan terbaru menyebutkan “sejumlah besar Mujahidin asing” telah tiba di wilayah Sirte yang dikuasai oleh IS. (sk)
March 14, 2016
LONDON – Pakar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengurusi dan pemerhati sanksi atas Libya menyatakan bahwa Daulah Islam/Islamic State (IS) memperluas kekuasaannya atas sejumlah wilayah di Libya. IS juga menyatakan sebagai pertahanan utama bagi negara di kawasan Afrika Utara itu untuk melawan intervensi militer asing, seperti Amerika, Perancis dan Inggris.
Dalam laporan tahunan mereka kepada Dewan Keamanan PBB yang dirilis pada Rabu (10/3/2016), disebutkan bahwa Libya juga menjadi negara yang lebih menarik para Mujahidin asing untuk bergabung dengan Islamic State (IS), terutama yang tiba melalui Sudan, Tunisia dan Turki.
Para pakar PBB juga menyatakan bahwa mereka telah menerima informasi tentang keberadaan sejumlah militer asing di Libya yang mendukung upaya untuk memerangi Islamic State (IS). Namun mereka tidak memberikan rincian karena masih menginvestigasi informasi ini.
“Munculnya IS di Libya kemungkinan akan meningkatkan tingkat gangguan internasional dan regional, yang bisa memprovokasi polarisasi (kekuasaan) lebih lanjut, jika tidak terkoordinasi,” kata para pakar PBB yang mengawasi sanksi terhadap Libya.
“Untuk mengantisipasinya, IS telah menyebarkan narasi (narration – ed.) propaganda, menggambarkan dirinya sebagai benteng yang paling penting melawan intervensi asing,” kata para pakar PBB.
Mujahidin Islamic State (IS) telah memanfaatkan kekosongan politik dan keamanan di Libya menyusul aksi pemberontakan pada tahun 2011 yang menggulingkan pemimpin negara itu, Muammar Gaddafi.
Jumlah Mujahidin Islamic State (IS) di Libya diperkirakan mencapai 6,000 orang. Jumlah ini merupakan peningkatan signifikan dari laporan pakar PBB pada akhir tahun lalu yang menyebutkan bahwa IS memiliki 2,000 hingga 3,000 Mujahidin. Laporan terbaru menyebutkan “sejumlah besar Mujahidin asing” telah tiba di wilayah Sirte yang dikuasai oleh IS. (sk)