Berita Islam Terkini JAKARTA – Hakim Mahkamah Konstitusi Patrialis Akbar merasa prihatin dengan adanya sekelompok orang yang melakukan pengusiran terhadap para pengikut Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab atau biasa disebut dengan Wahabi.
“Syaikh Muhammad bin abdul Wahab itu seorang ulama yang mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,” kata Patrialis saat ditemui di acara hari jadi Arab Saudi di Jakarta, Selasa (29/9/2015)
Menurutnya, ajaran yang biasa di sebut Wahabi ini telah melakukan pemurnian ajaran Islam yang beresiko bertentangan dengan kebiasaan-kebiasaan.
“Misalnya tidak boleh sholat dan berdo’a di kuburan, dan banyak orang yang bikin tenda dan sholat disitu. Dan dikasi tau bahwa kuburan bukan tempat untuk ibadah. Ketika disampaikan seperti ini maka terjadi kesalahpahaman,” ujarnya.
Padahal, kata Menteri Hukum dan HAM era SBY ini, dalam beragama harus mengikuti Alquran dan Sunnah Rasulullah serta tidak boleh dengan akal pikiran sendiri.
“Karena akal pikiran kita gak sampai, kecuali akal yang dilandasi oleh dalil. Orang-orang yang berpegang pada dalil inilah kemudian disebut dengan Wahabi,” jelasnya.
Karena itu, terang Patrialis, umat Islam harus hati-hati dan tidak mudah diprovokasi oleh orang-orang tertentu.
“Padahal biarkan saja berjalan dengan baik, gak usah saling menyalahkan. Sebetulnya ini sudah lama seperti dilakukan KH Ahmad Dahlan dahulu yang misinya memberantas tahayul, bid’ah dan khurafat,” paparnya. (gi)
“Syaikh Muhammad bin abdul Wahab itu seorang ulama yang mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,” kata Patrialis saat ditemui di acara hari jadi Arab Saudi di Jakarta, Selasa (29/9/2015)
Menurutnya, ajaran yang biasa di sebut Wahabi ini telah melakukan pemurnian ajaran Islam yang beresiko bertentangan dengan kebiasaan-kebiasaan.
“Misalnya tidak boleh sholat dan berdo’a di kuburan, dan banyak orang yang bikin tenda dan sholat disitu. Dan dikasi tau bahwa kuburan bukan tempat untuk ibadah. Ketika disampaikan seperti ini maka terjadi kesalahpahaman,” ujarnya.
Padahal, kata Menteri Hukum dan HAM era SBY ini, dalam beragama harus mengikuti Alquran dan Sunnah Rasulullah serta tidak boleh dengan akal pikiran sendiri.
“Karena akal pikiran kita gak sampai, kecuali akal yang dilandasi oleh dalil. Orang-orang yang berpegang pada dalil inilah kemudian disebut dengan Wahabi,” jelasnya.
Karena itu, terang Patrialis, umat Islam harus hati-hati dan tidak mudah diprovokasi oleh orang-orang tertentu.
“Padahal biarkan saja berjalan dengan baik, gak usah saling menyalahkan. Sebetulnya ini sudah lama seperti dilakukan KH Ahmad Dahlan dahulu yang misinya memberantas tahayul, bid’ah dan khurafat,” paparnya. (gi)