Militan IS/ISIS dilaporkan tengah merencanakan serangan-serangan di Eropa musim panas ini. Intelijen Italia bahkan mengingatkan, IS bisa menargetkan para turis dengan menyamar sebagai penjual es krim dan kaos.
Surat kabar populer Jerman, BILD melaporkan, ISIS mengirimkan para anggotanya untuk berpura-pura menjual es krim dan makanan kecil lainnya, dan siap meledakkan bom yang disembunyikan di bawah kursi berjemur di resor-resor Spanyol, Prancis dan Italia.
Menurut BILD seperti dilansir Daily Mail, Rabu (20/4/2016), badan intelijen Jerman, BND mengetahui plot ISIS tersebut dari badan-badan intelijen Italia. Pihak intelijen Italia mendapat informasi mengenai rencana teror tersebut dari sebuah sumber kredibel di Afrika.
Disebutkan BILD, para calon pembunuh tersebut telah menyusun rencana konkrit untuk menyamar sebagai pengungsi, yang menjajakan minuman dan cemilan, ataupun asesoris pantai dan kaos-kaos kepada para turis yang tengah berlibur.
Menurut BILD, rencana tersebut melibatkan penggunaan senjata otomatis, bom bunuh diri dan bahan peledak yang disembunyikan di bawah pasir di bawah kursi berjemur untuk para turis.
Dituliskan BILD, himpitan finansial yang mendera ISIS seiring gempuran koalisi internasional, telah mempersulit gerakan tersebut dan aksi-aksi militer. Oleh karenanya, ISIS kini lebih memilih target-target lunak di Barat dan muncul dengan ide untuk beraksi di resor-resor wisata.
"Ini bisa jadi dimensi baru teror. Pantai-pantai wisata tak bisa dilindungi," tutur seorang pejabat tinggi BND.
Pada tahun 2015 lalu, seorang pria bersenjata menembaki para pengunjung pantai di Tunisia. Sebanyak 38 orang tewas dalam pembantaian itu. Dari 38 korban jiwa, 30 orang di antaranya merupakan warga Inggris.(acw)
Surat kabar populer Jerman, BILD melaporkan, ISIS mengirimkan para anggotanya untuk berpura-pura menjual es krim dan makanan kecil lainnya, dan siap meledakkan bom yang disembunyikan di bawah kursi berjemur di resor-resor Spanyol, Prancis dan Italia.
Menurut BILD seperti dilansir Daily Mail, Rabu (20/4/2016), badan intelijen Jerman, BND mengetahui plot ISIS tersebut dari badan-badan intelijen Italia. Pihak intelijen Italia mendapat informasi mengenai rencana teror tersebut dari sebuah sumber kredibel di Afrika.
Disebutkan BILD, para calon pembunuh tersebut telah menyusun rencana konkrit untuk menyamar sebagai pengungsi, yang menjajakan minuman dan cemilan, ataupun asesoris pantai dan kaos-kaos kepada para turis yang tengah berlibur.
Menurut BILD, rencana tersebut melibatkan penggunaan senjata otomatis, bom bunuh diri dan bahan peledak yang disembunyikan di bawah pasir di bawah kursi berjemur untuk para turis.
Dituliskan BILD, himpitan finansial yang mendera ISIS seiring gempuran koalisi internasional, telah mempersulit gerakan tersebut dan aksi-aksi militer. Oleh karenanya, ISIS kini lebih memilih target-target lunak di Barat dan muncul dengan ide untuk beraksi di resor-resor wisata.
"Ini bisa jadi dimensi baru teror. Pantai-pantai wisata tak bisa dilindungi," tutur seorang pejabat tinggi BND.
Pada tahun 2015 lalu, seorang pria bersenjata menembaki para pengunjung pantai di Tunisia. Sebanyak 38 orang tewas dalam pembantaian itu. Dari 38 korban jiwa, 30 orang di antaranya merupakan warga Inggris.(acw)