GAZA – Penguasa Jalur Gaza, Hamas, membantah klaim militer Israel yang menyatakan kehadiran anggota militan Islamic State (ISIS) di wilayahnya. Mereka diduga berasal dari Semenanjung Sinai yang berada di Mesir.
“Tuduhan semacam ini dipromosikan oleh penjajah Israel. Itu merupakan rekayasa belaka serta tidak memiliki fakta dasar,” bantah salah satu pemimpin Hamas Ismail Radwan, seperti dimuat Middle East Monitor, Senin (16/5/2016).
Radwan menduga tuduhan tersebut dikeluarkan demi membenarkan blokade panjang Israel di sepanjang Jalur Gaza, Palestina.
Pada Jumat 13 Mei 2016, Mayor Jenderal Yoav Mordechai menuduh anggota ISIS memasuki kawasan pesisir pantai yang dikuasai Hamas untuk menjalani pelatihan militer. Mordechai menduga mereka masuk ke Jalur Gaza lewat terowongan lintas perbatasan dari Sinai.
Faktanya, pada April lalu, Hamas mengumumkan pengetatan keamanan di sepanjang perbatasan Gaza dengan Mesir. Pengumuman dikeluarkan setelah delegasi Hamas mengunjungi Kairo pada Maret untuk bertemu pejabat tinggi Negeri Piramida.
Kunjungan tersebut merupakan yang pertama kali sejak hubungan Hamas dan Mesir memburuk pada 2013 usai kudeta militer terhadap Presiden Mohammad Morsi yang merupakan pemimpin gerakan Islam, Ikhwanul Muslimin.(acw)
“Tuduhan semacam ini dipromosikan oleh penjajah Israel. Itu merupakan rekayasa belaka serta tidak memiliki fakta dasar,” bantah salah satu pemimpin Hamas Ismail Radwan, seperti dimuat Middle East Monitor, Senin (16/5/2016).
Radwan menduga tuduhan tersebut dikeluarkan demi membenarkan blokade panjang Israel di sepanjang Jalur Gaza, Palestina.
Pada Jumat 13 Mei 2016, Mayor Jenderal Yoav Mordechai menuduh anggota ISIS memasuki kawasan pesisir pantai yang dikuasai Hamas untuk menjalani pelatihan militer. Mordechai menduga mereka masuk ke Jalur Gaza lewat terowongan lintas perbatasan dari Sinai.
Faktanya, pada April lalu, Hamas mengumumkan pengetatan keamanan di sepanjang perbatasan Gaza dengan Mesir. Pengumuman dikeluarkan setelah delegasi Hamas mengunjungi Kairo pada Maret untuk bertemu pejabat tinggi Negeri Piramida.
Kunjungan tersebut merupakan yang pertama kali sejak hubungan Hamas dan Mesir memburuk pada 2013 usai kudeta militer terhadap Presiden Mohammad Morsi yang merupakan pemimpin gerakan Islam, Ikhwanul Muslimin.(acw)