Assalamualaiakum warohmatullohi wabarokatuh
Dear Ukhti tersayang..
Telah lama tidak ku dengar suara lembutmu
Yang biasa selalu menegur dengan nada bersahabat
Namun penuh kasih..
Lama jua tiada ku lihat senyum indahmu
Yang biasa terpancar dari rona wajah nan menawan
Namun membungkam segala nafsu durjana
Dan angkara
murka
Ukhti..
Ijinkan aku menyapamu dari bilik maya nan penuh hiruk-pikuk
Bisu,juga penuh keheningan ini
Kutuliskan kejujuran perasaan yang selama ini menggumpal di
hati
Sengaja kubiarkan terbendung,sebelum akhirnya aku
benar-benat siap
Untuk sekedar menjagai mu dari mimpi indah namun penuh
kekosongan.
Ukhti ku yang selalu istikomah..
Apa kabar iman mu hari ini
Semoga selalu tersimpul rapi dalam sanubarimu nan lembut
Tiada ternoda oleh kemaksiatan sekecil apapun.
Biiznillah..
Ukhti,,
Sabarkan hatimu untuk selalu berada pada jalan illahi
Meski semua orang mencelamu dengan berbagia macam perkataan
Biarpun mereka mengatakan engkau kolot yang ketinggalan
jaman
Karena hijab sar’I yang terbalut rapi dibadanmu
Karena pada hakikatnya jaman itu tidak untuk diikuti,
Namun selalu istikoma atas kehendak illahi adalah yang
terbaik dari dunia-seisinya.
Karena untuk menjadi terkenal itu tidak harus dengan
menanggalkan pakaian yang membalut tubuh,tidak juga dengan cara menjual murah
harkat dan harga diri.
Cantik dan terkenal dalam pandangan sang pencipta adalah
jauh lebih baik dari pada dicintai manusia,namun dibenci oleh sang kholiq.
Ukhtiku yang melanglang buana ke berbagai benua dan pulau.
Apa kabar dirimu hari ini,
Semoga saja selalu dalam jalan yang lurus serta diredhohi.
setiap gerak langkahmu
Sudakah dapat apa yang engkau cari selama ini..?
Sudahkah karir terbaikmu engkau jumpai..?
Dan bagaiman dengan karir akhiratmu ukhti.
Semoga saja tidak engkau lupakan
Karena untuk menghadap Illahi,kita tidak membawa gelar juga
karir terbaik.
Ukhti terkasih..
Tidakkah engkau ingin,kelak anak-anakmu bangga dengan dirimu
sebagai ibunya..
Yang selalu ada waktu memberikan yang terbaik untuknya
anak-anakmu.
Mengajarinya mengaji dengan penuh kasih sayang,
Mengajarinya bicara dengan penuh kebijaksanaan.
Serta mengajari mereka memaknai kehidupan yang sesugguhnya.
Ukhti..
Tidakkah engkau merasa sedih sekiranya anak yang lahir dari
rahimmu sendiri
Harus besar dalam pangkuan dan pelukan orang lain yang
engkau bayar perbulannya,
Atau kah engkau akan merasa berbangga hati ketika kelak apa
yang dimakan suami mu bukan dari hasil racikan dan masakanmu sendiri.tapi hasil
karya orang lain yang juga engkau gaji perbulannya,
Dan pada hakekatnya engkau telah lari dari tanggung jawabmu
sebagai seorang istri.
Duhai ukhtiku yang manis…
Apakah engkau tidak yakin bahwa suamimu akan memberikanmu
kecukupan nafka,hingga engkau harus turun tangan dan berbalik menafkahi suami?
Yang pada hakekatnya itu murni tugas dari seorang
suami,bukan istri.
Bukankah Alloh telah berjanji akan menambah nikmat atas
hambanya yang bersyukur,sebaliknya Alloh akan melimpahkan azab bagi siapa saja
yang kufur.
Ukhti,,sebaik baik perhiasa bagi seorang lelaki adalah
mendapatkan wanita yang sholeha.
Bukan wanita karir.!
Ukhti..
Jangan engkau berkiblat kearah barat itu..
Dengan menjadikan Emansipasi wanita dan Hak wanita itu harus
sama dengan lelaki.
Bukankah dalam Islam derajat wanita itu tiga kali harus
dihormati dari seoraang lelaki,
Bukankah dalam islam wanita itu telah diposisikan pada
posisi yang mulia,daan sekarang mengapa engkau mengingkarinya.
Sesungguhnya pegangan yang terbaik adalah Al-Qur’an dan Sunnahtulloh
Duhai ukhti
Maafkanlah daku sekiranya ini terlalu berlebihan untukmu.
Kutulis semua ini tanpa berniat untuk mengguruimu sedikitpun.
Aku sadar siapalah aku ini yang harus mengguruimu..
Sengaja ku tulis semua ini tidada lebih hanya ingin berbagi
perasaan denganmu.
Karena yang terpenting bagiku adalah (Innamalmukminun naa
ikhwa)
Wallohu’alam bissawab..
Gudang sempit 26 juli 2015