Ghazi Anwar Pasha merupakan seorang mujahid diantara mujahid-mujahid besar turki yang menghabiskan seluruh hidupnya untuk berperang melawan musuh-musuh islam. Beliau syahiid ketika melawan rusia, hanya berselang sehari setelah beliau mengirimkan surat untuk istrinya, Najiyya Sultana.
Surat ini sangat menyentuh dan memberikan gagasan pada setiap pemuda untuk membacanya. Suatu kisah mujahid pada masa otaman memberikan inspirasi.
Yang tersayang Najiyya
Teman hidupku, kesenanganku dan kegembiraanku. Yang tersayang Najiyya. Allah yang maha kuasa adalah pelindungmu. Suratmu yang terakhir ada dihadapanku saat ini. Percayalah padaku, suratmu ini akan selalu ada di hatiku. Aku tidak dapat melihat wajahmu tetapi di antara bentuk dan kata-kata dari suratmu aku dapat melihat jemarimu yang cantik yang digunakan untuk bermain dengan rambutku dalam gelapnya interior tenda, adakalanya bayangamu memenuhi mataku. walaupun, kau menuliskan bahwa aku sudah melupakanmu dan bahwa aku tidak peduli dengan cintamu.
Kau mengatakan bahwa aku sudah menghancurkan cintamu dan bermain dengan api dan darah dalam jarak yang terpisah jauh dan aku tidak menghiraukan seorang perempuan yang sudah menghabiskan malam-malamnya menghitung bintang-bintang.
Kau juga mengatakan bahwa aku menyukai perang dan pedangku. Tetapi sedikit kau menyadari ketika kau menulis kata-katamu ini semua, yang mana tidak diragukan lagi di tuliskan dengan ketulusan, kedalaman cinta dan kesetiaan padaku, akan hatiku! Bagaimana aku dapat meyakinkanmu [ kata-kata tidak mencukupi] bahwa tidak ada seorangpun yang paling ku sayangi di dunia ini selain dirimu. Kau adalah puncak cintaku dan kesayanganku. Aku tidak pernah mencintai seorangpun sebelumnya, tetapi kau telah mencuri hatiku.
Lalu apa yang memisahkan aku dari mu?
Oh kegembiraan hatiku!
Kau dapat menanyakan pertanyaan ini dengan cara yang patut.
Dengarlan!
Aku tidak jauh darimu karena aku menginginkan kekayaan materi atau karena aku mengharapkan kekuasaan dan tahta untuk diriku sendiri sebagaimana yang musuhku siarkan. Hanya satu alasanku mengapa aku terpisah jauh darimu adalah karena perintah ALLAH yang telah membawaku ketempat ini.
Tidak ada kewajiban kepada Allah yang lebih besar melebihi bekerja keras di jalan Allah. Itu adalah perintah Allah, maksud dari itu adalah untuk menempatkan seseorang kedalam jannah.
Alhamdulillah aku tidak hanya bermaksud untuk memenuhi perintah ini, namun aku pun telah secara aktif menjalankannya
Ketidak hadiranmu bagai panah yang mematahkan hatiku setiap saat. Tidak karena menegakkan hal ini lantas aku merasa bahagian dengan perpisahan ini, sebagaimana cinta sejatimu dan yang mana cintamu adalah ujian terbesar, sebuah tantangan dalam tujuanku dan ketetapan hati dalam bekerja dijalan Allah Subhanahu Wata’aala.
Aku berterimakasi pada Allah Ta’la ratusan kali bahwa aku telah memenangkan ujian ini dan aku telah berhasil dalam menempatkan cinta Allah dan peritnahnya sebelum hidupku, cintaku dan kesenangan hasratku. Kau pun demikian sayangku, kau harus berterima kasih pada Allah Ta’ala dan berbahagia bahwa suamimu memiliki iman yang kuat yang mana ia selalu dapat mengorbankan cintamu untuk kecintaan pada Allah.
Istriku, Jihad mu adalah kau harus menempatkan cinta Allah sebelum cintamu, kesenanganmu dan kau harus membuat ikatan cinta antara suamimu dan dirimu lebih kuat.
Dengarlan, jangan pernah berdoa bahwa suamimu akan kembali dengan selamat dan kembali dari jalan Allah menuju cintamu. Doa seperti ini adalah keegoisan dan Allah tidak akan senang, sebaiknya doa mu seperti ini, bahwa Allah menerima kerja keras suamimu dan membawanya kembali dengan kesuksesan membiarkan bibirnya minum dari gelas kesyahidan. Yang mana kau ketahui bahwa bibir ini tidak pernah tersentuh atau terkotori oleh alkohol, melainkan selalu sibuk terjaga membaca Al Qur’an dan bersenandung dengan cahaya kemuliaan dan memuji Allah Subhanahu Wata’aala.
Yang tersayang Najiyya! Sebagaimana akan diberkahinya saat-saat ketika berada di jalan Allah. Kepala ini yang mana dengan mesra kau katakan indah akan terpisah dari tubuh, yang mana dimatamu dulu bukanlah tubuh seorang tentara melainkan tubuh dari seseorang yang tercinta.
Permohonan Anwar yang terbesar adalah menjadi syuhadaa dan dapat bersama dengan Hadrat Khalid bin walid ra pada saat hari pembalasan hari kiamat. Dunia ini hanyalah sementara, kematian dengan pasti akan datang, lalu mengapa harus takut akan kematian? Jika kematian adalah kepastian, lalu mengapa seorang pria harus mati terbaring diatas kasurnya? Kematian di jalan Allah itu bukanlah kematian melainkan kehidupan, kehidupan yang abadi.
Najiyya dengarkan keinginanku! Jika aku syahiid kau harus menikah dengan saudara Noori Pasha. Setelah dirimu, yang paling kusayangi adalah Noori. Itu adalah keinginanku bahwa setelah kematianku dia akan dengan setia menjagamu selama hidupmu. Keinginanku selanjutnya adalah akan kau ceritakan tentang hidupku pada anak-anak yang kau lahirkan dan kau kirimkan mereka ke jalan Allah sebagai dien tertinggi. Ingatlah jika kau tidak memenuhi keinginanku, aku akan marah padamu di surga.
Selamat jalan, sayangku! Aku tidak tahu mengapa perasaanku mengatakan bahwa setelah surat ini aku tidak akan dapat menuliskan surat untuk mu lagi. Bukan berarti aku akan syaahid esok hari.
Dengarlah! Bersarlah atas kematianku dan bergembiralah dan janganlah berdukacita, karena kematianku di jalan Allah adalah sebuah kehormatan untukmu. Najiyya ! aku meminta meninggalkanmu dan dunia yang mana aku memelukmu.
InshaAllah kita akan bertemu di Jannah dan diakhirat yang mana kita tidak akan terpisahkan.
Anwar mu
Ghazi Anwar Pasha shahiid keesokan harinya…
Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezki.(Ali Imran:169)(bit)