TIGA ORANG WNA DICULIK MILITAN ABU SAYYAF MINTA DISELAMATKAN

MANILA – Tiga warga negara asing (WNA) yang ditahan oleh militan Abu Sayyaf di Filipina semenjak enam bulan yang lalu, telah meminta kepada pihak pemerintah agar diselamatkan. Karena satu bulan lagi adalah batas waktu yang diberikan oleh jaringan Al Qaeda ini, sebelum ketiganya dieksekusi.

Tiga pria asing yang otoritas Filipina identifikasikan sebagai dua warga negara Kanada dan satu warga Norwegia bersama satu perempuan Filipina, muncul di sebuah video yang memperlihatkan mereka meminta tolong sambil dijaga oleh pria bersenjata.

“Kepada Perdana Menteri Kanada dan warga Kanada di dunia, tolong, lakukan yang mereka minta, dalam waktu satu bulan atau mereka akan membunuhku. Mereka akan mengeksekusi kami,” kata salah satu pria yang diidentifikasikan bernama John Ridsdel, sebagaimana dilansir dari Reuters, Sabtu (12/3/2016).

Dilaporkan, ini adalah video ketiga yang diunggah oleh para militan yang memperlihatkan tiga tawanan asing itu.

Pada video kali ini memperlihatkan ketiganya dalam keadaan diborgol, badan yang semakin kurus, berjanggut dan tanpa menggunakan baju. Video tersebut diunggah di laman Facebook milik Militan Filipina tersebut.

Bergabung ISIS

Pada pertengahan agustus 2014, sumpah setia diucapkan oleh pemimpin kelompok militan asal Filipina, Abu Sayyaf, Isnilon Hapilon.

Hal itu terungkap dalam sebuah video yang diunggah melalui Youtube pada 23 Juli 2014. Diduga para pria itu merupakan para pengikut Isnilon. Dalam keadaan saling merangkulkan tangan, Isnilon memegang sebuah kertas dan membacakan janji yang diikuti oleh para pengikutnya.

Dengan menggunakan Bahasa Tagalog, Yakan dan Arab, Isnilon dan para pengikutnya, mengucap sumpah setia kepada pemimpin ISIS, Abu Bakar al-Baghdadi.

"Kami berbaiat kepada Kalifah Syekh Abu Bakr al-Baghdadi Ibrahim Awwad Al-Qurashi Al-Husseini untuk kesetiaan dan kepatuhan dalam suka dan duka," ungkap Isnilon.

Dia melanjutkan, akan mematuhi al-Baghdadi lebih dari ada pun yang berharga di dunia ini. "Kami tidak akan menganggap orang lain sebagai pemimpin selain dia, kecuali kami melihat dia melakukan tindakan yang dapat dipertanyakan oleh Allah di akhirat," imbuh Isnilon.

Konfirmasi mengenai kebenaran sosok Isnilon dalam video itu telah disampaikan oleh pejabat berwenang di Filipina dan mantan anggota Kelompok Abu Sayyaf.

Selain menjadi buronan pihak keamanan di Filipina, Isnilon juga menjadi salah satu sosok yang paling dicari oleh Badan Investigasi Federal (FBI) Amerika Serikat. Bahkan, FBI bersedia memberi imbalan senilai US$5 juta atau Rp58,7 miliar bagi siapa pun yang dapat memberi informasi soal keberadaan Isnilon.

Tiga kelompok jihadis di Filipina mengucap sumpah setia kepada ISIS sekaligus mengukuhkan ketua Abu Sayyaf, Isnilon Hapilon, sebagai pemimpin bersama.
Penyatuan kelompok-kelompok jihadis di Filipina di bawah panji-panji ISIS juga merembet ke Indonesia.(acw)