INI LHO JOKOWI, BACA SALAM SAMPAI 5 KALI PUN NGGAK DI JAWAB, SELAMAT PAGI BARU DI JAWAB




Nasib para veteran pejuang kemerdekaan Republik Indonesia, sepertinya jauh dari perhatian negara. Mereka tidak saja diberikan tunjangan pensiun yang sepadan, bahkan kehidupan mereka tidak nyaman. Tempat tinggal tidak layak, hingga terancam digusur untuk kepentingan para pemodal besar.

Seperti Ilyas Karim, yang kini berusia 88 tahun dengan pangkat terakhir Letnan Kolonel. Di tangannya bendera pusaka merah putih pertama kali dikibarkan pada tahun 1945. Namun sayang, jasa besar Ilyas tidak mendapatkan penghargaan dari negara.

Meski ia masih mendapatkan gaji pensiun Rp 4 juta per bulannya, kehidupannya terancam. Ia mengisahkan ketika pada 1982 lalu ia digusur dari Lapangan Banteng, Jakarta Pusat hanya karena menolak perintah Presiden Soeharto kala itu. “Kami dipaksa Soeharto untuk masuk Golkar. Kami menolak sehingga kami digusur,” ucapnya saat diundang pada acara Jumat Malam Bergosip Politik (Jumarsip) di Jl Fatmawati 200, Jakarta, Jumat (21/08/2015).

Ilyas akhirnya menetap di Kalibata Jakarta Selatan, tepat samping rel kereta. Itupun sekarang tidak aman, karena tempat ia tinggal terancam digusur untuk perluasan apartemen di Kalibata. Padahal rumah tersebut, baru saja dibangun setelah pada 2013 lalu rumahnya bersama delapan rumah lainnya hangus terbakar.
Saat rumah terbakar, ia bersama korban lainnya diusulkan Lurah untuk bertemu Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo. Ilyas pun mendatangi Jokowi di Balai Kota. Namun ia dibuat kecewa oleh Jokowi, karena lazim orangnya bertamu dengan mengucapkan assalamualaikum hingga lima kali, tak sepatah kata pun disahut Jokowi. Baru disahut setelah mengucapkan selamat pagi. “Ia (Jokowi) mengaku Islam, tapi orang mengucap salam saja tidak menyahut,” ungkap Ilyas.

Tidak sampai di situ kekesalan Ilyas. Usai menyampaikan maksud dan tujuan untuk meminta bantuan atas kebakaran rumah, sebagai veteran, Jokowi pun berjanji keesokan harinya mendatangi rumah Ilyas yang kebakaran. Namun, besoknya Jokowi ingkar janji dan hanya lewat saja.

Tidak puas dengan sikap Jokowi, hari berikutnya Ilyas pun kembali mendatangi Jokowi di Balai Kota. Saat bertemu di Balai Kota ia memarahi Jokowi dan menyebutnya gubernur pembohong. “Saya mengeluarkan kata-kata kasar, dan menyebutnya gubernur pembohong. Saya orang tua dan veteran pejuang,” kisah Ilyas penuh semangat.

Ilyas pun menegaskan jika dulu presiden itu bapak negara, tapi saat ini presiden (Jokowi) adalah pengkhianat rakyat. “Baru saja dilantik. BBM naik, dan sekarang semua harga naik, beras mahal,” tegasnya.(rd/fastnewsindonesia,Eramuslim)