Rusia dan Iran mengucapkan selamat kepada Presiden Bashar al-Assad atas keberhasilan pasukan Suriah merebut kembali Kota Palmyra dari tangan militan IS/ISIS.
Suriah berhasil menggempur dan memukul mundur ISIS dari daerah tersebut dengan bantuan dari serangan udara Rusia pada Minggu (27/3).
"Assad sangat menghargai bantuan dari pasukan udara Rusia yang telah membantu untuk mendapatkan kesuksesan karena merebut kembali Palmyra tidak akan mungkin tanpa dukungan Rusia," ujar Dmitry Peskov, juru bicara Presiden Rusia, Vladimir Putin, seperti dikutip Reuters.
Perebutan Palmyra dianggap sebagai salah satu kesuksesan besar. Pasalnya, ISIS terus menghancurkan kota beserta berbagai peninggalan sejarah kuno di daerah tersebut.
Setelah berhasil merebut Palmyra, Peskov mengatakan bahwa Putin memastikan kepada Assad akan terus mendukung Suriah dalam melawan teroris.
Pada awal Maret lalu, Putin memang sudah menginstruksikan sebagian besar pasukan udaranya untuk kembali ke Suriah karena mayoritas tujuan mereka sudah tercapai. Ia juga mendukung upaya perundingan damai antara pemerintah Suriah dan pemberontak di Jenewa.
Namun, tak lama setelah itu, Putin mengatakan bahwa Rusia dapat meningkatkan kembali kehadiran militernya di Suriah dan akan tetap membombardir teroris.
Kini, Rusia juga berjanji akan membantu Assad untuk membangun kembali Palmyra. Assad sendiri memang bertekad untuk membangun kembali Palmyra.
"Palmyra dihancurkan lebih dari sekali dan kami akan membuatnya seperti baru sehingga menjadi peninggalan kebudayaan bagi dunia," kata Assad.
Sementara itu, Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Iran, Ali Shamkhani, juga memberikan selamat kepada Assad atas keberhasilan operasi militer pemerintah Suriah di Palmyra.
"Determinasi bangsa Suriah, pemrintah, dan tentara untuk membasmi teroris dan kelompok takfiri dari wilayah yang diokupasi merupakan hal yang harus dibanggakan. Pemerintah Iran dan pasukan bersenjata akan terus mendukung penuh Suriah dan Poros Pertahanan," katanya. (acw)
Suriah berhasil menggempur dan memukul mundur ISIS dari daerah tersebut dengan bantuan dari serangan udara Rusia pada Minggu (27/3).
"Assad sangat menghargai bantuan dari pasukan udara Rusia yang telah membantu untuk mendapatkan kesuksesan karena merebut kembali Palmyra tidak akan mungkin tanpa dukungan Rusia," ujar Dmitry Peskov, juru bicara Presiden Rusia, Vladimir Putin, seperti dikutip Reuters.
Perebutan Palmyra dianggap sebagai salah satu kesuksesan besar. Pasalnya, ISIS terus menghancurkan kota beserta berbagai peninggalan sejarah kuno di daerah tersebut.
Setelah berhasil merebut Palmyra, Peskov mengatakan bahwa Putin memastikan kepada Assad akan terus mendukung Suriah dalam melawan teroris.
Pada awal Maret lalu, Putin memang sudah menginstruksikan sebagian besar pasukan udaranya untuk kembali ke Suriah karena mayoritas tujuan mereka sudah tercapai. Ia juga mendukung upaya perundingan damai antara pemerintah Suriah dan pemberontak di Jenewa.
Namun, tak lama setelah itu, Putin mengatakan bahwa Rusia dapat meningkatkan kembali kehadiran militernya di Suriah dan akan tetap membombardir teroris.
Kini, Rusia juga berjanji akan membantu Assad untuk membangun kembali Palmyra. Assad sendiri memang bertekad untuk membangun kembali Palmyra.
"Palmyra dihancurkan lebih dari sekali dan kami akan membuatnya seperti baru sehingga menjadi peninggalan kebudayaan bagi dunia," kata Assad.
Sementara itu, Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Iran, Ali Shamkhani, juga memberikan selamat kepada Assad atas keberhasilan operasi militer pemerintah Suriah di Palmyra.
"Determinasi bangsa Suriah, pemrintah, dan tentara untuk membasmi teroris dan kelompok takfiri dari wilayah yang diokupasi merupakan hal yang harus dibanggakan. Pemerintah Iran dan pasukan bersenjata akan terus mendukung penuh Suriah dan Poros Pertahanan," katanya. (acw)