foto by Inviniteunknown |
Berita Islam Terkin- TEL AVIV - Perdana Menteri (PM) Israel, Benyamin
Netanyahu, meminta kepada Jaksa Agung untuk mengasingkan seluruh warga
Palestina yang berkerabat dengan pelaku penyerangan terhadap tentara maupun
rakyat Israel.
“Mereka (keluarga pelaku penyerangan) sebaiknya diusir supaya tingkat kekerasan di negara kita bisa berkurang secara signifikan,” ujar juru bicara Netanyahu, sebagaimana dikutip dari Middle East Online pada Kamis (3/3/2016).
Menanggapi usulan dari orang nomor satu di Israel tersebut, Jaksa Agung Avichal Mandelblit dikabarkan menolak. Apalagi setelah ia mengetahui bahwa usul yang sama juga disampaikan oleh lawan politiknya.
“Saya tahu mereka minta kerabat para penyerang diusir ke Gaza atau Suriah, tetapi saya harus katakan bahwa pengusiran warga Palestina bertentangan dengan hukum Internasional. Bahkan, usulan tersebut juga kontradiksi dengan hukum di Israel,” cetus Mandelblit.
Aktivis HAM dari lembaga B’Tselem, Sarit Michaeli juga menyerukan penolakannya terhadap usulan Netanyahu untuk mengusir warga Palestina ke Gaza dan Suriah.
“Saya rasa, (usulan itu) Netanyahu saat ini sedang mendapat banyak tekanan dari anggota koalisi sayap kanan karena aksi kekerasan yang terus berlanjut,” tukasnya.
Pemerintah Israel menganggap serangan warga Palestina sebagai tindak terorisme. Tercatat, sejak Oktober 2015, aksi kekerasan di perbatasan antara kedua negara menembus angka kematian 180 orang di pihak Palestina. Sementara warga Israel yang menjadi korban konflik sebanyak 28 orang.
Kekerasan selanjutnya juga terjadi pada hari Rabu 2 Maret 2016, ketika dua warga Palestina berumur 18 tahun dibunuh oleh tentara Israel, setelah menyusupi pemukiman Tepi Barat dan melukai seorang warga.
Sebagian analis menyatakan serangkaian serangan yang dilancarkan warga Palestina menunjukkan keputusasaan mereka, dengan pendudukan Israel dan pembangunan pemukiman di Tepi Barat selama ini. Tidak adanya kemajuan dalam upaya perdamaian dan rusaknya kepemimpinan semakin memperparah keadaan.
Sementara itu, Israel menyalahkan hasutan yang dilakukan pemimpin Israel dan media sebagai penyebab utama terjadinya tindak kekerasan.(Acw)
“Mereka (keluarga pelaku penyerangan) sebaiknya diusir supaya tingkat kekerasan di negara kita bisa berkurang secara signifikan,” ujar juru bicara Netanyahu, sebagaimana dikutip dari Middle East Online pada Kamis (3/3/2016).
Menanggapi usulan dari orang nomor satu di Israel tersebut, Jaksa Agung Avichal Mandelblit dikabarkan menolak. Apalagi setelah ia mengetahui bahwa usul yang sama juga disampaikan oleh lawan politiknya.
“Saya tahu mereka minta kerabat para penyerang diusir ke Gaza atau Suriah, tetapi saya harus katakan bahwa pengusiran warga Palestina bertentangan dengan hukum Internasional. Bahkan, usulan tersebut juga kontradiksi dengan hukum di Israel,” cetus Mandelblit.
Aktivis HAM dari lembaga B’Tselem, Sarit Michaeli juga menyerukan penolakannya terhadap usulan Netanyahu untuk mengusir warga Palestina ke Gaza dan Suriah.
“Saya rasa, (usulan itu) Netanyahu saat ini sedang mendapat banyak tekanan dari anggota koalisi sayap kanan karena aksi kekerasan yang terus berlanjut,” tukasnya.
Pemerintah Israel menganggap serangan warga Palestina sebagai tindak terorisme. Tercatat, sejak Oktober 2015, aksi kekerasan di perbatasan antara kedua negara menembus angka kematian 180 orang di pihak Palestina. Sementara warga Israel yang menjadi korban konflik sebanyak 28 orang.
Kekerasan selanjutnya juga terjadi pada hari Rabu 2 Maret 2016, ketika dua warga Palestina berumur 18 tahun dibunuh oleh tentara Israel, setelah menyusupi pemukiman Tepi Barat dan melukai seorang warga.
Sebagian analis menyatakan serangkaian serangan yang dilancarkan warga Palestina menunjukkan keputusasaan mereka, dengan pendudukan Israel dan pembangunan pemukiman di Tepi Barat selama ini. Tidak adanya kemajuan dalam upaya perdamaian dan rusaknya kepemimpinan semakin memperparah keadaan.
Sementara itu, Israel menyalahkan hasutan yang dilakukan pemimpin Israel dan media sebagai penyebab utama terjadinya tindak kekerasan.(Acw)