Berita Islam Terkini, Klaten – Pada Rabu, (06/04) pagi menjelang siang, kediaman Wagiyono, kakak kandung Siyono didatangi orang tak dikenal. Mereka mengenalkan diri sebagai perwakilan dari Densus 88 Mabes Polri dan menyampaikan permohonan maaf pada keluarga.
“Yang sudah berlalu biarlah berlalu, itu kelanjutanya sudah ada yang mengurusi dan saya mohon pamit dari keluarga bapak. Jika banyak kesalahan, mohon maaf,” kata kakak Siyono, Wagiyono sambil menirukan ucapan anggota Densus 88 itu seperti diberitakan Kiblat.net di Masjid Muniroh, Cawas, Klaten.
Dalam kesempatan itu, Wagiyono, selaku wakil keluarga menerima permohonan maaf tersebut.
“Sebagai wakil keluarga, begitu juga saya mohon maaf. Mungkin dari pelayanan yang kurang berkenang saya mohon maaf dan ini buat pelajaran bagi kami dan kita semua,” imbuhnya.
Menurut keterangan Wagiyono, tiga orang yang mengaku anggota Densus 88 itu, dua di antaranya dari Klaten dan yang satu berasal dari Sragen.
“Tiga orang menggunakan mobil Avanza hitam, yang dua Klaten, yang satu Sragen,” tuturnya.
Wagiyono menambahkan,salah satu dari tiga orang tersebut juga ada yang ikut melakukan penangkapan terhadap Siyono pada 11 Maret 2016 lalu.
“Kata Mbah (ayah Siyono, red) dia ikut penangkapan. Kan yang tau mbah. Tapi kumisnya sudah dicukur dan potong rambut,” jelasnya.
Saat hendak meninggalkan tempat, mereka mengatakan kepada Wagiyono bahwa semua yang terjadi pada peristiwa Siyono adalah takdir.
“Ia pak, saya juga tahu kalau ini takdir Allah,” tukas Wagiyono (kiblat net)
“Yang sudah berlalu biarlah berlalu, itu kelanjutanya sudah ada yang mengurusi dan saya mohon pamit dari keluarga bapak. Jika banyak kesalahan, mohon maaf,” kata kakak Siyono, Wagiyono sambil menirukan ucapan anggota Densus 88 itu seperti diberitakan Kiblat.net di Masjid Muniroh, Cawas, Klaten.
Dalam kesempatan itu, Wagiyono, selaku wakil keluarga menerima permohonan maaf tersebut.
“Sebagai wakil keluarga, begitu juga saya mohon maaf. Mungkin dari pelayanan yang kurang berkenang saya mohon maaf dan ini buat pelajaran bagi kami dan kita semua,” imbuhnya.
Menurut keterangan Wagiyono, tiga orang yang mengaku anggota Densus 88 itu, dua di antaranya dari Klaten dan yang satu berasal dari Sragen.
“Tiga orang menggunakan mobil Avanza hitam, yang dua Klaten, yang satu Sragen,” tuturnya.
Wagiyono menambahkan,salah satu dari tiga orang tersebut juga ada yang ikut melakukan penangkapan terhadap Siyono pada 11 Maret 2016 lalu.
“Kata Mbah (ayah Siyono, red) dia ikut penangkapan. Kan yang tau mbah. Tapi kumisnya sudah dicukur dan potong rambut,” jelasnya.
Saat hendak meninggalkan tempat, mereka mengatakan kepada Wagiyono bahwa semua yang terjadi pada peristiwa Siyono adalah takdir.
“Ia pak, saya juga tahu kalau ini takdir Allah,” tukas Wagiyono (kiblat net)