Telah diketahui bahwa malam lailatul qadar adalah malam yang lebih mulia dari 1000 bulan. Malam ganjil yang diyakini datang di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan ini merupakan waktu yang diharapkan oleh kita semua. Karena apabila kita melakukan amal kebaikan pada malam itu, seolah-olah kita telah melakukan ibadah yang nilainya setara dengan 1.000 bulan atau 83 tahun.
Lalu, kapan itu malam Lailatul Qadar? Yang pasti, Lailatul qadar terjadi pada bulan Ramadhan. Makanya, jangan coba-coba cari keutamaan sebesar ini di luar bulan Ramadhan, apa lagi di kuburan-kuburan, di pohon-pohon keramat, di goa-goa angker, di hutan-hutan dan sebagainya. Tempat-tempat seperti itu bukan tempat keutamaan!.
Di bulan Ramadhanlah kita mencari malam keutamaan, Lailatul qadar namanya. Malam lailatul qadar turun bertepatan dengan turunnya al-Quran. Dan turunnya al-Quran adalah di bulan Ramadhan. Ada sebuah pendapat mengatakan bahwa Lailatul qadar terjadi pada malam terakhir bulan Ramadhan. Hal ini didasarkan oleh hadis 'Aisyah ra. berkata bahwa Rasulullah saw. beri’tikaf di sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan. Beliau pun bersabda,
Carilah malam Lailatul qadar di malam ganjil pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan.(HR. Bukhari Muslim).
Bahkan, begitu pentingnya malam Lailatul qadar sampai-sampai Nabi pernah menegaskan bahwa andaikata kita dalam keadaan lemah, atau sakit sekalipun maka kita dianjurkan untuk mencari lailatul qadar di tujuh hari terakhir. Nabi saw. bersabda:
Carilah di sepuluh hari terakhir, jika tidak mampu maka jangan sampai terluput tujuh hari terakhir. (HR. Bukhari Muslim)
Aku melihat mimpi kalian telah terjadi, barangsiapa yang mencarinya carilah pada tujuh hari terakhir. (HR. Bukhari).
Aku keluar untuk memberitahukan kepada kalian tentang lailatul qadar, tapi ada dua orang berdebat hingga tidak bisa lagi diketahui kapannya, mungkin ini lebih baik bagi kalian. Carilah di malam 29, 27, 25. (HR. Bukhari).
Maksud dari hadis terakhir adalah bahwa Nabi pernah diberikan pengetahuan pasti mengenai kapan malam lailatul qadar itu turun. Nah, pengetahuan itu kemudian dihapuskan oleh Allah swt. dan ingatan Nabi saw. melalui debat dua orang yang disebutkan di atas. Inilah kekuasaan Allah dalam melakukan apa saja. Termasuk dalam menghapuskan satu ingatan yang diberikan oleh-Nya kepada Rasul. Oleh karena itu, jika seorang muslim mencari Lailatul qadar, maka hendaknya mencari pada malam ganjil 10 hari terakhir: 21, 23, 25, 27, 29. Tetapi, jika merasa tidak mampu karena sakit atau yang lainnya, maka hendaknya mencarinya pada 7 hari terakhir, yaitu tanggal 25, 27, 29. Insya Allah terkabul.
Pendapat ini juga diperkuat oleh hadis Nabi:
Siapa di antara kalian yang ingat ketika terbit bulan seperti bejana setengah? (HR. Muslim)
Hadis ini memberikan isyarat bahwa lailatul qadar hanya terjadi di akhir bulan, karena bulan tidak akan seperti demikian ketika terbit kecuali di akhir-akhir bulan.(ilm/bit)
Sekian uraian tentang Kapan Malam Lailatul Qadar Terjadi?, semoga bermanfaat.
Bantu Share Artikel ini:
Lalu, kapan itu malam Lailatul Qadar? Yang pasti, Lailatul qadar terjadi pada bulan Ramadhan. Makanya, jangan coba-coba cari keutamaan sebesar ini di luar bulan Ramadhan, apa lagi di kuburan-kuburan, di pohon-pohon keramat, di goa-goa angker, di hutan-hutan dan sebagainya. Tempat-tempat seperti itu bukan tempat keutamaan!.
Di bulan Ramadhanlah kita mencari malam keutamaan, Lailatul qadar namanya. Malam lailatul qadar turun bertepatan dengan turunnya al-Quran. Dan turunnya al-Quran adalah di bulan Ramadhan. Ada sebuah pendapat mengatakan bahwa Lailatul qadar terjadi pada malam terakhir bulan Ramadhan. Hal ini didasarkan oleh hadis 'Aisyah ra. berkata bahwa Rasulullah saw. beri’tikaf di sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan. Beliau pun bersabda,
Carilah malam Lailatul qadar di malam ganjil pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan.(HR. Bukhari Muslim).
Bahkan, begitu pentingnya malam Lailatul qadar sampai-sampai Nabi pernah menegaskan bahwa andaikata kita dalam keadaan lemah, atau sakit sekalipun maka kita dianjurkan untuk mencari lailatul qadar di tujuh hari terakhir. Nabi saw. bersabda:
Carilah di sepuluh hari terakhir, jika tidak mampu maka jangan sampai terluput tujuh hari terakhir. (HR. Bukhari Muslim)
Aku melihat mimpi kalian telah terjadi, barangsiapa yang mencarinya carilah pada tujuh hari terakhir. (HR. Bukhari).
Aku keluar untuk memberitahukan kepada kalian tentang lailatul qadar, tapi ada dua orang berdebat hingga tidak bisa lagi diketahui kapannya, mungkin ini lebih baik bagi kalian. Carilah di malam 29, 27, 25. (HR. Bukhari).
Maksud dari hadis terakhir adalah bahwa Nabi pernah diberikan pengetahuan pasti mengenai kapan malam lailatul qadar itu turun. Nah, pengetahuan itu kemudian dihapuskan oleh Allah swt. dan ingatan Nabi saw. melalui debat dua orang yang disebutkan di atas. Inilah kekuasaan Allah dalam melakukan apa saja. Termasuk dalam menghapuskan satu ingatan yang diberikan oleh-Nya kepada Rasul. Oleh karena itu, jika seorang muslim mencari Lailatul qadar, maka hendaknya mencari pada malam ganjil 10 hari terakhir: 21, 23, 25, 27, 29. Tetapi, jika merasa tidak mampu karena sakit atau yang lainnya, maka hendaknya mencarinya pada 7 hari terakhir, yaitu tanggal 25, 27, 29. Insya Allah terkabul.
Pendapat ini juga diperkuat oleh hadis Nabi:
Siapa di antara kalian yang ingat ketika terbit bulan seperti bejana setengah? (HR. Muslim)
Hadis ini memberikan isyarat bahwa lailatul qadar hanya terjadi di akhir bulan, karena bulan tidak akan seperti demikian ketika terbit kecuali di akhir-akhir bulan.(ilm/bit)
Sekian uraian tentang Kapan Malam Lailatul Qadar Terjadi?, semoga bermanfaat.
Bantu Share Artikel ini: