Arab Saudi mengatakan semua unta dan domba milik warga Qatar harus meninggalkan padang rumputnya di tengah-tengah ketegangan antara Qatar dengan beberapa negara Teluk lainnya.
Pihak berwenang Qatar memperkirakan 15.000 unta dan 10.000 domba sudah melintasi perbatasasan dan pulang ke “kampung halamannya”.
Tempat penampungan darurat untuk sementara yang dilengkapi dengan tangki air dan pakan ternak sudah didirikan di wilayah Qatar.
Banyak warga Qatar memelihara ternak mereka di Arab Saudi karena negara mereka tidak memiliki padang rumput yang cukup.
Awal Juni ini, Arab Saudi dan beberapa negara Timur Tengah – antara lain Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, dan Mesir – memutuskan hubungan diplomatik dan perhubungan dengan Qatar, yang dituduh mendukung terorisme seperti Al Qaeda, ISIS, Hamas, dan Ikhwanul Muslimin.
Qatar sudah membantah tuduhan itu dan berupaya untuk menerobos blokade akibat pemutusan hubungan mengingat kebutuhan mereka akan pangan dan bahan baku impor.
Kementrian Kota dan Lingkungan Qatar mengatakan tempat penampungan sementara unta dan domba akan beroperasi sampai tersedianya fasiltas yang lebih baik.
Para ahli ternak, supir, dan aparat lainnya sudah berada di tempat penampungan guna memberi bantuan kepada para pemilik ternak, tambah kementrian tersebut.
Seorang pejabat Qatar, Jassim Qattan, mengatakan kepada situs internet Aal-Raya bahwa sekitar 25.000 ekor unta maupun domba sudah kembali ke Qatar.
Sebelumnya pihak berwenang Arab Saudi tidak menerapkan pembatasan atas ternak milik warga Qatar untuk merumput di wilayahnya.
Langkah terbaru pemerintah Riyadh ini memicu kemarahan di kalangan para gembala Qatar,
"Kami hanya ingin hidup dengan hari-hari kami, pergi ke Arab Saudi untuk merawat unta kami dan pulang untuk mengurus keluarga kami," kata Ali Margareh.
"Kami tidak ingin terlibat dalam hal politik. Kami tidak senang," tambah pria berusia 40 tahun itu.
# BBC Indonesia
Pihak berwenang Qatar memperkirakan 15.000 unta dan 10.000 domba sudah melintasi perbatasasan dan pulang ke “kampung halamannya”.
Tempat penampungan darurat untuk sementara yang dilengkapi dengan tangki air dan pakan ternak sudah didirikan di wilayah Qatar.
Banyak warga Qatar memelihara ternak mereka di Arab Saudi karena negara mereka tidak memiliki padang rumput yang cukup.
Awal Juni ini, Arab Saudi dan beberapa negara Timur Tengah – antara lain Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, dan Mesir – memutuskan hubungan diplomatik dan perhubungan dengan Qatar, yang dituduh mendukung terorisme seperti Al Qaeda, ISIS, Hamas, dan Ikhwanul Muslimin.
Qatar sudah membantah tuduhan itu dan berupaya untuk menerobos blokade akibat pemutusan hubungan mengingat kebutuhan mereka akan pangan dan bahan baku impor.
Kementrian Kota dan Lingkungan Qatar mengatakan tempat penampungan sementara unta dan domba akan beroperasi sampai tersedianya fasiltas yang lebih baik.
Para ahli ternak, supir, dan aparat lainnya sudah berada di tempat penampungan guna memberi bantuan kepada para pemilik ternak, tambah kementrian tersebut.
Seorang pejabat Qatar, Jassim Qattan, mengatakan kepada situs internet Aal-Raya bahwa sekitar 25.000 ekor unta maupun domba sudah kembali ke Qatar.
Sebelumnya pihak berwenang Arab Saudi tidak menerapkan pembatasan atas ternak milik warga Qatar untuk merumput di wilayahnya.
Langkah terbaru pemerintah Riyadh ini memicu kemarahan di kalangan para gembala Qatar,
"Kami hanya ingin hidup dengan hari-hari kami, pergi ke Arab Saudi untuk merawat unta kami dan pulang untuk mengurus keluarga kami," kata Ali Margareh.
"Kami tidak ingin terlibat dalam hal politik. Kami tidak senang," tambah pria berusia 40 tahun itu.
# BBC Indonesia