Jakarta (Berita Islam Terkini) - Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab mengingatkan Presiden Jokowi supaya tidak memberikan kesempatan kepada Partai Komunis Indonesia (PKI) untuk kembali bangkit. Peringatan keras Habib Rizieq itu disampaikan di atas panggung Parade Tauhid Indonesia yang dihadiri ratusan ribu umat Islam Ibu Kota di Plaza Gelora Bung Karno, Jakarta, Ahad (16/08).
Indikasi kebangkitan PKI itu, dikatakan Habib Rizieq dapat dibaca ketika pada Jumat lalu, di Universitas Jember, Jawa Timur, sejumlah mahasiswa menggambar palu arit di tembok-tembok kampus. Kemudian peristiwa serupa juga terjadi di Pamekasan dalam kegiatan pawai di kabupaten itu sejumlah peserta terang-terangan memperlihatkan atribut PKI.
"Jokowi jangan coba-coba memberikan kesempatan lagi kepada PKI untuk bangkit kembali, dan kalau Jokowi minta
maaf kepada PKI berarti rumor yang mengatakan dia itu PKI sudah tidak diragukan lagi," tandasnya.
Menurut Habib Rizieq, jika Jokowi sampai menyampaikan permintaan maaf kepada PKI itu artinya selama ini PKI tidak bersalah dan yang bersalah adalah TNI, para Kyai, Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah dan Banser yang salah. "Itu berarti PKI benar dan umat Islam yang salah," tandasnya.
Menyinggung soal tragedi Tolikara, Habib meminta supaya hukum benar-benar ditegakkan. Semua yang terlibat dalam kasus tersebut harus diseret ke pengadilan dan dihukum setimpal.
"Jika aturan tidak ditegakkan, berarti Jokowi dan pemerintahannya telah melanggar UU. Kalau peristiwa Tolikara dibiarkan dan peraturan di Tolikara yang diskriminasi terhadap umat Islam juga tetap berlangsung apalagi kalau nanti terjadi lagi penyerangan seperti itu, maka tidak usah nuggu pemerintah lagi, kita berangkat jihad kesana. Siap berjihad?," serunya.
Habib Rizieq mengingatkan kepada para pendeta radikal GIDI, jika ada satu tetes saja darah umat Islam yang tertumpah, maka para jihadis akan berangkat ke Tolikara untuk berjihad.
Untuk umat Islam, Habib Rizieq mengajak melalui agenda Parade Tauhid supaya meningkatkan kewaspadaan, merapatkan barisan dan menyatukan segala potensi yang dimiliki.(si)
Indikasi kebangkitan PKI itu, dikatakan Habib Rizieq dapat dibaca ketika pada Jumat lalu, di Universitas Jember, Jawa Timur, sejumlah mahasiswa menggambar palu arit di tembok-tembok kampus. Kemudian peristiwa serupa juga terjadi di Pamekasan dalam kegiatan pawai di kabupaten itu sejumlah peserta terang-terangan memperlihatkan atribut PKI.
"Jokowi jangan coba-coba memberikan kesempatan lagi kepada PKI untuk bangkit kembali, dan kalau Jokowi minta
maaf kepada PKI berarti rumor yang mengatakan dia itu PKI sudah tidak diragukan lagi," tandasnya.
Menurut Habib Rizieq, jika Jokowi sampai menyampaikan permintaan maaf kepada PKI itu artinya selama ini PKI tidak bersalah dan yang bersalah adalah TNI, para Kyai, Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah dan Banser yang salah. "Itu berarti PKI benar dan umat Islam yang salah," tandasnya.
Menyinggung soal tragedi Tolikara, Habib meminta supaya hukum benar-benar ditegakkan. Semua yang terlibat dalam kasus tersebut harus diseret ke pengadilan dan dihukum setimpal.
"Jika aturan tidak ditegakkan, berarti Jokowi dan pemerintahannya telah melanggar UU. Kalau peristiwa Tolikara dibiarkan dan peraturan di Tolikara yang diskriminasi terhadap umat Islam juga tetap berlangsung apalagi kalau nanti terjadi lagi penyerangan seperti itu, maka tidak usah nuggu pemerintah lagi, kita berangkat jihad kesana. Siap berjihad?," serunya.
Habib Rizieq mengingatkan kepada para pendeta radikal GIDI, jika ada satu tetes saja darah umat Islam yang tertumpah, maka para jihadis akan berangkat ke Tolikara untuk berjihad.
Untuk umat Islam, Habib Rizieq mengajak melalui agenda Parade Tauhid supaya meningkatkan kewaspadaan, merapatkan barisan dan menyatukan segala potensi yang dimiliki.(si)