Salah satu orasinya adalah menyerukan kepada umat Islam, khususnya warga Betawi untuk berjihad menggantikan Gubernur DKI Jakarta saat ini, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
“Masyarakat Muslim khususnya Betawi, wajib berjihad untuk menggantikan gubernur yang sekarang,” kata KH Cholil Ridwan di hadapan ratusan ribu umat Islam yang menghadiri Parade Tauhid Nasional, pada Ahad (16/8/2015).
Kyai Cholil, sapaan akrabnya, mengutip ayat Al-Qur’an yang melarang kaum Muslimin memilih orang-orang kafir sebagai pemimpin.
لَا يَتَّخِذِ الْمُؤْمِنُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَلَيْسَ مِنَ اللَّهِ فِي شَيْءٍ إِلَّا أَنْ تَتَّقُوا مِنْهُمْ تُقَاةً وَيُحَذِّرُكُمُ اللَّهُ نَفْسَهُ وَإِلَى اللَّهِ الْمَصِيرُ
“Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi auliya dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa) Nya. Dan hanya kepada Allah kembali (mu)” (QS. Al Imran: 28).
“Jadi haram hukumnya bangasa Indonesia yang tinggal di Jakarta, KTPnya Jakarta, beragama Islam untuk memilih Gubernur non muslim, gubernur kafir!” jelasnya.
“Siapa yang milih calon Gubernur non muslim berdosa!” tegas pengasuh Pondok Pesantren Husnayain tersebut.
Jakarta adalah hasil jerih payah tentara Islam dari Cirebon dengan pengorbanan darah, tenaga dan senjata, perang mengusir tentara kafir Portugis.
Kyai Cholil juga mengisahkan tentang asal mula Jakarta, yang kini menjadi Ibu Kota Indonesia, negara Muslim terbesar di dunia.
“Jakarta adalah hasil jerih payah panglima perang KH Fatahilah. Sekian ratus tahun yang lalu, Jakarta yang masih bernama Sunda Kelapa dijajah oleh Portugis kafir! Maka kyai yang sadar mewarisi kepemimpinan Rasulullah, sebagai panglima perang, sebagai kepala negara, namanya Fatahilah mengumpulkan pemuda-pemuda yang dipersenjatai, dilatih tentara dan militer di Cirebon. Setelah cukup, maka tentara Islam di Cirebon ini diberangkatkan ke Sunda Kelapa, menyerbu Sunda Kelapa dengan niat mati syahid melawan tentara Portugis dan berhasil tentara Portugis diusir dari Sunda Kelapa dan Fatahilah menang gilang gemilang,” ungkapnya.
Kemudian Fatahilah mengganti nama Sunda Kelapa dengan nama yang diambil dari Al-Qur’an yaitu fatham mubina yang artinya Jayakarta.
“Jayakarta itu kemudian disingkat menjadi nama Jakarta,” tuturnya.
“Jakarta adalah hasil jerih payah tentara Islam dari Cirebon dengan pengorbanan darah, tenaga dan senjata, perang mengusir tentara kafir Portugis.
Oleh karena itu sekarang, Muslim yang tinggal di Jakarta wajib berjihad, berjuang untuk menjadikan Jakarta kota Islam, pintu gerbang Indonesia adalah pintu gerbangnya Muslim, maka kita harus ganti Gubernur menjadi Gubernur yang Muslim dan Sholih,” tutupnya. (pm)